Kekerasan dan aksi pengancaman dengan sajam terhadap jurnalis tidak diperkenankan," ujar Ketua PWI Bengkalis Alfisnardo, Rabu (11/8). Dikatakan Alfis, setiap wartawan yang memilki legalitas yang jelas dalam bekerja ataupun menjalankan tugas liputan dilindungi Undang - Undang Pokok Pers 40 Tahun 1999.
Ada beberapa pasal penjerat pelaku pengancaman yang dilakukan oleh seseorang dengan senjata tajam. Sebab, ada beberapa sub-sub pasal yang dapat menjerat pelaku pengancaman dengan senjata tajam. Alhasil, pelaku pengancaman ini bisa saja dijerat pasal berlapis. Dengan begitu, Anda harus berpikir dua kali untuk melakukan pengancaman pada seseorang. Terlebih melakukan pengancaman dengan menggunakan senjata tajam. Bahkan, Anda bisa saja terancam hukuman pidana diatas 10 tahun penjara akibat melakukan pengancaman. Untuk itu, ketahui aturan hukum menakuti orang dengan senjata tajam agar Anda berpikir ulang untuk melakukan pengancaman terhadap seseorang. Selain diancam dengan hukuman pidana kurungan badan, pelaku juga dapat dikenakan hukuman denda atau ganti rugi kepada korban. Apabila pelaku tidak puas dengan putusan vonis dari hakim, maka tersangka dapat mengajukan banding ke tingkat pengadilan yang lebih tinggi. Tujuannya untuk mencari keringanan hukuman. Namun tetap saja, semua keputusan ada pada hakim yang memimpin jalannya persidangan. Dasar Pasal Penjerat Pelaku Pengancaman dengan Senjata Tajam Perlu Anda ketahui bahwa pengancaman dengan menggunakan senjata tajam bisa saja dijerat pasal berlapis. Sehingga, hukuman yang diterima oleh pelaku bisa saja mencapai puluhan tahun. Akan tetapi, pasal penjerat yang disangkakan oleh pelaku sesuai dengan perbuatan tersangka. Jadi, penyidik dapat menyimpulkan bahwa pasal pelapis akan disesuaikan dengan hasil interogasi. Dari hasil interogasi, kemudian jaksa akan menentukan pasal-pasal yang telah dilanggar oleh pelaku. Maka dari itu, ini dia pasal penjerat yang dapat disangkakan pada pelaku pengancaman dengan senjata tajam. Diantaranya adalah sebagai berikut ini. Pasal penjerat yang pertama adalah pasal 338 KUHP. Pasal ini berisi tentang seorang pelaku yang dinyatakan dengan sah dan sadar menghilangkan nyawa seseorang dengan menggunakan senjata tajam. Seseorang yang dengan sengaja melakukan tindakan melanggar pasal 338 KUHP akan diancam dengan kurungan pidana 15 tahun. Anda bisa saja dikenakan pasal berlapis sesuai dengan temuan investigasi yang dilakukan oleh penyidik kepolisian. Pasal penjerat pelaku pengancaman dengan senjata tajam selanjutnya adalah pasal 55 dan 56 KUHP. Kedua pasal ini memberikan sanksi bagi pelaku yang membantu upaya seseorang yang melakukan tindak pidana berat, seperti perampokan. Pelaku yang dengan sadar dan sah membantu pelaku utama untuk melakukan pengancaman dengan menggunakan senjata tajam guna menguasai harta korban akan dikenakan pasal 55 dan 56 KUHP. Masa kurungan bagi seseorang yang melanggar pasal 55 dan 56 KUHP ini sekitar 1/3 dari pidana pokok yang disangkakan kepada pelaku. Menghitung Masa Penahanan Pelaku Pengancaman Dibawah Umur Khusus untuk pelaku yang masih berusia dibawah umur, tentu ada penyesuaian khusus sesuai dengan umur pelaku. Memang, anak dibawah umur tidak dapat dilakukan pidana kurungan badan. Namun, penyidik dapat melakukan penahanan jika pelaku berusia diatas 14 tahun. Selain itu, hakim dapat memutuskan vonis penjara bagi pelaku yang berusia diatas 14 tahun jika tersangka dihukum kurungan diatas 7 tahun. Apabila tidak memenuhi kedua syarat tersebut, maka hakim akan mengajukan langkah diversi atau musyawarah. Tak perlu khawatir, sel penjara khusus anak ini tentu dipisah dengan tahanan dewasa. Hal ini bertujuan untuk melindungi psikologis dan mental anak meskipun dilakukan penahanan kurungan badan sesuai masa vonis. Lalu, tersangka yang masih dibawah umur ini juga dapat disangkakan dengan pasal yang menjerat pelaku pengancaman dengan senjata tajam jika penyidik berhasil membuktikan tuduhan dari korban. Namun, pihak penyidik juga harus mengetahui apa motif pelaku membawa senjata tajam. Sebab, hukum membawa senjata tajam untuk perlindungan diri akan menjadi bahan pertimbangan hakim yang memimpin sidang. Jadi, senjata tajam tidak serta merta dijadikan sebagai alat untuk menjerat seorang anak dibawah umur maupun orang dewasa dengan tindak pidana kriminal. Bisa saja seseorang membawa senjata tajam dan mempergunakannya untuk melindungi diri. selain itu, seseorang juta dapat menggunakan senjata tajam untuk menghindari tindak kejahatan atau menolong seseorang yang sedang berada dibawah ancaman. Maka dari itu, hakim akan menganalisa semua fakta-fakta di persidangan. Seseorang yang terbukti membawa senjata tajam untuk melakukan pengancaman terhadap seseorang dapat dilakukan penahanan pidana. Bahkan, ada beberapa tambahan pasal penjerat pelaku pengancaman sesuai dengan fakta-fakta di persidangan. Layanan Justika Untuk Membantu Masalah Pengancaman Dengan Senjata TajamSeseorang yang melakukan tindakan pengancaman menggunakan senjata tajam bisa dikenai pidana. Untuk itu Anda bisa bertanya pada mitra advokat Justika yang berpengalaman lebih dari 5 tahun. Jika Anda memiliki persoalan hukum yang ingin ditangani selain proses perubahan nama, Justika siap membantu dengan beberapa layanan berbayar berikutKonsultasi ChatKonsultasi hukum kini lebih mudah dan terjangkau hanya dengan Rp. saja menggunakan layanan Konsultasi Chat dari Justika. Anda hanya perlu ketik permasalahan hukum yang ingin ditanyakan pada kolom chat. Langkah selanjutnya Anda bisa melakukan pembayaran sesuai dengan instruksi yang tersedia. Kemudian sistem akan segera mencarikan konsultan hukum yang sesuai dengan permasalahan via TeleponDengan konsultasi via telepon, Anda akan mendapatkan kesempatan untuk berbicara dengan Mitra Konsultan Hukum secara mudah dan efektif melalui telepon selama 30 menit hanya dengan Rp. atau Rp. saja selama 60 menit sesuai pilihan Anda, untuk berdiskusi lebih detail mengenai permasalahan hukum yang Tatap MukaSementara melalui Konsultasi Tatap Muka, Anda akan mendapatkan layanan untuk bertemu dan berdiskusi langsung dengan Mitra Advokat Justika selama 2 jam hanya dengan Rp. saja dapat lebih apabila Mitra Advokat bersedia. Dengan biaya tersebut, Anda dapat bercerita, mengajukan pertanyaan secara lebih bebas dan mendalam, termasuk menunjukan dokumen-dokumen yang informasi hukum yang ada di artikel ini disiapkan semata-mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan konsultan hukum berpengalaman dengan klik tombol konsultasi di bawah.
Menurutnya tindakan pengancaman itu juga dapat dikenai Pasal 368 ayat (1) KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama sembilan tahun. Merasa tidak senang dengan pengancaman menggunakan sajam tersebut, kasus ini langsung dilaporkan ke pihak Kepolisian. Sementara itu, Kapolres Bengkalis AKBP Hendra Gunawan ketika dikonfirmasi melalui
Pengurusan Somasi perkawinan – Senjata menurut KBBI adalah alat yang dipakai untuk berkelahi atau berperang keris, senapan, dan sebagainya. Senjata tajam merupakan senjata yang tajam seperti pisau, pedang, golok. Kita sering melihat jenis senjata seperti ini digunakan untuk melakukan tindak kriminal dan berakhir sebagai barang bukti. Lalu bagaimanakah pandangan secara hukum apabila seseorang menggunakan senjata tajam itu untuk menakut-nakuti? Mari lihat ulasan yang menyangkut hal tersebut dari kacamata Undang-Undang. Larangan penggunaan senjata tajam diatur dalam Pasal 2 UU Tahun 1951, yang menyatakan Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk slag-, steek-. of stootwapen, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun. Dan yang dimaksud dengan pengertian senjata tajam yang digunakan untuk menikam dalam pasal ini tidaklah termasuk barang-barang yang dimaksudkan untuk pekerjaan pertanian, atau untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan melakukan pekerjaan yang mempunyai tujuan sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib merkwaardigheid. Pasal 351 ayat 1 dan 4 KUHP, di dalamnya menerangkan sebagai berikut Ayat 1 Tindak penganiayaan yang berujung dengan hukuman pidana maksimal dua tahun delapan bulan atau pidana denda maksimal empat ribu lima ratus rupiah; Ancaman pidana berupa denda sebesar Rp yang terdapat dalam Pasal 351 ayat 1 KUHP telah disesuaikan berdasarkan Pasal 3 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP“Tiap jumlah maksimum hukuman denda yang diancamkan dalam KUHP kecuali pasal 303 ayat 1 dan ayat 2, 303 bis ayat 1 dan ayat 2, dilipatgandakan menjadi seribu kali.” Berdasarkan ketentuan tersebut maka pidana denda yang dimaksud pada Pasal 351 ayat 1 KUHP maksimal menjadi – empat juta lima ratus ribu rupiah. Sementara untuk hukuman pidana denda belum ada perubahan sejauh ini, sehingga tetap menggunakan ketentuan yang ada dalam KUHP. Ayat 4 Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan. Yang dimaksud penganiayaan pada ayat 4 di atas adalah perbuatan yang dapat membahayakan atau melukai seseorang secara fisik. Pasal berikutnya yang dapat menjerat pelaku jika menakut-nakuti atau mengancam orang dengan senjata tajam dan menyebabkan korban meninggal adalah Pasal 338 KUHP, yang berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.” Bagaimana jika Anda membantu seseorang dalam perbuatan ini? Apabila seseorang membantu rekannya dalam melakukan tindak kejahatan, maka orang tersebut juga mendapat hukuman. Hal ini diatur dalam Pasal 55 ayat 1 dan Pasal 56 KUHP. Apabila seseorang membantu rekannya dalam melakukan tindak kejahatan, maka orang tersebut juga mendapat hukuman. Hal ini diatur dalam Pasal 55 ayat 1 dan Pasal 56 KUHP. Pasal 55 ayat 1 “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;” Pasal 56 KUHP “Dipidana sebagai pembantu kejahatan mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan ; mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan.” Orang yang memberi bantuan dalam melakukan tindak kejahatan hukuman pidana pokoknya berbeda, maksimum pidana pokok dikurangi 1/3 sesuai Pasal 57 ayat 1 KUHP. Apabila pelaku masih dikategorikan sebagai anak, sebagaimana dijelaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak UU 11/2012 Pasal 1 angka 3, menyatakan “Anak yang berkonflik dengan hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah berumur 12 dua belas tahun tetapi belum berumur 18 delapan belas tahun yang diduga melakukan tindak pidana.” Ancaman pidana terhadap anak yang melakukan tindak kejahatan diatur dalam Pasal 81 ayat 2 UU 11/2012, yang menyatakan “Pidana penjara yang dapat dijatuhkan kepada Anak paling lama 1/2 satu perdua dari maksimum ancaman pidana penjara bagi orang dewasa.” Bagaimana dengan membawa senjata tajam secara diam-diam dalam tas dengan tujuan untuk berjaga-jaga? Berdasarkan Pasal 2 UU Tahun 1951 hal tersebut merupakan tindakan pelanggaran, atas dugaan membawa senjata penikam, atau senjata penusuk dengan ancaman pidana maksimal 10 tahun. Dan hal ini juga dinyatakan sebuah kejahatan dalam Pasal 3 UU Tahun 1951, meskipun pelaku menyimpan atau menyembunyikannya di dalam tas misalnya. Baca Juga Pembatasan-Pembatasan Menurut KUHPerdata Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Surat Wasiat Istrikorban lalu menjawab dan berkata kepada pelaku bahwa korban sedang melaksanakan sholat ashar. Setelah korban selesai sholat ashar, istrinya baru membukakan pintu rumah dan pelaku langsung masuk ke dalam rumah korban sambil memegang sajam jenis golok. Pelaku memegang kaos yang dikenakan oleh korban dan menyuruh korban duduk.
Hukum pidana tidak melarang orang mati, tetapi melarang seseorang mati akibat perbuatan orang lain. Membawa senjaa tajam untuk menjaga diri bertentangan dengan UU dan masyarakat yang membawa senjata tajam selain sebagai peruntukannya di dalam UU akan dikenakan sanksi senjata tajam atau kepemilikan senjata tajam tanpa izin telah diatur dalam UU Darurat No. 12 Tahun 1951. Pengaturan tersebut dilakukan sebagai upaya preventif untuk mencegah atau mengurangi penggunaan senjata tajam dalam suatu tindak UU Darurat tersebut, senjata tajam yang dipergunakan untuk pertanian atau pekerjaan rumah tangga dan untuk keperluan mata pencaharian yang tidak bertentangan dengan undang-undang, diperbolehkan untuk digunakan di kehidupan yang membawa senjata tajam dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk tindak pidana jika senjata tajam tersebut tidak diperuntukkan untuk hal-hal yang diperbolehkan oleh JugaProfesi Mediator untuk Penyelesaian Luar SengketaStatus Uang Muka Jika Jual Beli BatalBolehkah Advokat Menolak Klien? Ini Penjelasan HukumnyaDalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian RI Pasal 15 ayat 2 huruf e, disebutkan bahwa pengertian senjata tajam yang dimaksud dalam UU ini adalah senjata tajam penikam, senjata tajam penusuk, dan senjata pemukul, tidak termasuk barang-barang yang secara nyata dipergunakan untuk pertanian, pekerjaan rumah tangga, pekerjaan yang sah, barang pusaka, barang kuno, dan barang ajaib sebagaimana dalam UU Indonesia, kepemilikan senjata tajam dilarang yang dapat melukai orang lain dengan dalih melindungi diri sendiri. Larangan ini diberlakukan lantaran melindungi dan mengayomi masyarakat adalah tugas beberapa aturan mengenai pelarangan penggunaan senjata tajam, di antaranya senjata tajam yang bermaksud untuk melakukan pengancaman terhadap orang lain. Pengancaman ini dapat dilatarbelakangi oleh beragam motif seperti perampokan atau dendam.

Bahkansalah satu diantaranya mengambil sajam jenis parang mengamuk hendak membacok anggota. Melihat hal ini, anggota langsung menyelamatkan diri. "Setelah itu dibentuk tim untuk berkolaborasi dengan seluruh unit Reskrim jajaran Polsek mengungkap kasus tindak pidana pengancaman dengan kekerasan dengan senjata tajam ini,"ujar Kapolres.

DIANCAM AKAN DIBUNUH TEMANNYA, KORBAN LAPOR KE POLISI Pada hari Senin Tgl 20 November 2017 sekira Pkl. Wib Polsek Pemulutan Ungkap Kasus Tindak Pidana Pengancaman dengan Menggunakan Sajam Jenis Parang Sebagaimana dimaksud Dengan Pasal 335 KUHP Dan Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951 Tentang Sajam Di Jalan Tol Palindra STA 8000 Desa Sukarami Kab .OI dengan korban HAIKAL PANSORI 40 pekerjaan swasta warga Desa Ulak Kembahang 1 Kec Pemulutan Barat Kab Ogan Ilir, sedangkan tersangka inisial A 38 warga Desa Ulak Kembahang 2 Kec Pemulutan Barat Kab Ogan Ilir. Menurut kapolsek pemulutan AKP Zaldi kejadian pengancaman terjadi Pada Hari Minggu Tgl 19 November 2017 Sekira Pukul Wib Di Tol Palindra Sta 8000 Desa Sukarami Kec Pemulutan Barat kab Ogan Ilir Telah Terjadi Tindak Pidana Pengancaman Dengan Menggunakan Senjata Tajam Jenis Parang Sebagaimana dimaksud dengan Pasal 335 Kuhp dan Pasal 2 Ayat 1 UU Darurat No 12 Tahun 1951 Tentang Sajam , Pada Saat korban Sedang Jaga Malam di Jaln Tol Palindra Sta 8000 pelaku datang Mengancam Korban Dengan Cara Akan Membunuh Korban Dengan Menggunakan Sebilah Parang Berdasarkan laporan korban, kepolisian sektor Pemulutan Ogan Ilir segera melakukan penahannan tersangka Pada hari Senin Tgl 20 November 017 Sekira Pukul Wib Di Pimpin Langsung Oleh Kapolsek Pemulutan AKP Zaldi, SH,. di dampingi Kanit Reskrim Polsek Pemulutan Bripka Zulkarnain A. ST,. Dan Anggota Polsek Pemulutan di Jalan Tol Palidra Sta 8000 Desa Sukarami Kec Pemulutan Induk Kab Ogan Ilir Telah Di Lakukan Penangkapan Terhadap TSK Asnawi Bin Ahmad Pada Saat Jaga Malam di Jalan Tol Palindra Sta 8000 Desa Sukarami Kec Pemulutan Induk Kab Ogan Ilir Tanpa Perlawanan. Adapun barang buki yang Diamankan berupa 1 Satu Bilah Senjata Tajam Jenis Parang, selanjutnya tersangka dan barang buki di bawah ke polsek pemulutan untuk penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut.

Tribunlampungco.id, Bandar Lampung-Tersangka yang terlibat keributan dengan pengelola Pantai Tiska digiring petugas saat konferensi pers di Polresta Bandar Lampung, Selasa (10/5/2022). Tim gabungan Polresta Bandar Lampung dan Polsek Panjang mengamankan 3 orang pembawa sajam, picu keributan di Pantai Tiska, Srengseng, Panjang.. Tersangka dijerat pasal 335 KUHPidana tentang pengancaman dan

Jakarta - Komitmen pacaran dibuat untuk saling kenal dan saling menyayangi. Namun kerap dijumpai ada percekcokan hingga saling itu menjadi pertanyaan detik's Advocate sebagai berikutPagi detik Saya mahasiswi di kampus di Jakarta. Saat ini saya sudah tidak cocok dengan pacar saya dan mau mutusin dia. Tapi dia tidak kerap dia mengancam saya lewat SMS, WhatsApp hingga pesan di sosial media. Kata-katanya kasar dan cukup membuat saya takut. Seperti akan menceritakan semua perbuatan kami saat pacaran ke dibantu detik. Apakah ini sudah bagian dari ancaman?ThanksDee-JakartaPembaca detik's Advocate juga bisa mengirim pertanyaan serupa yang dikirim ke email redaksi dan di-cc ke Ditunggu ya...JAWABANTerima kasih atas pertanyannya. Berikut jawaban singkat di KUHPMenurut KUHP ketentuan pidana mengenai pengancaman diatur dalam Pasal 368 ayat 1 KUHPBarang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya membuat hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan apa penjelasannya? Menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal hal. 256 menamakan perbuatan dalam Pasal 368 ayat 1 KUHP sebagai pemerasan dengan kekerasan. Syaratnya yaitu1. memaksa orang lain; 2. untuk memberikan barang yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang itu sendiri atau kepunyaan orang lain, atau membuat utang atau menghapuskan piutang; 3. dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak; 4. memaksanya dengan memakai kekerasan atau ancaman Melalui Media ElektronikPelaku pengancaman dapat dikenakan pidana berdasarkan UU ITE yaitu Pasal 45B jo. Pasal 29 UU ITE. Pasal 29 UU ITESetiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara Pasal 45BSetiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun dan/atau denda paling banyak Rp tujuh ratus lima puluh juta rupiah.Dalam Penjelasan Pasal 45B dijelaskan bahwa ketentuan dalam pasal ini termasuk juga di dalamnya perundungan di dunia siber cyber bullying yang mengandung unsur ancaman kekerasan atau menakut-nakuti dan mengakibatkan kekerasan fisik, psikis, dan/atau kerugian HukumAnda dapat melaporkan hal itu ke kantor polisi. Menurut Pasal 4 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2007 tentang Daerah Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia, dalam hal Anda ingin melaporkan suatu tindak pidana atau kejahatan, Anda dapat langsung datang ke kantor kepolisian yang terdekat pada lokasi peristiwa pidana tersebut lainnya, Anda dapat mengadukannya melalui laman Aduan Konten dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Anda harus mendaftarkan diri sebagai pelapor terlebih dahulu dengan mengisi beberapa kolom kasihDemikian jawaban dari kamiTim detik's AdvocateSimak tentang detik's Advocate di halaman juga 'Heboh Petugas Pasukan Oranye di Jaksel Aniaya Pacar karena Cemburu!'[GambasVideo 20detik]
Palembang Pelaku pengancaman yang mendatangi rumah tetangga dengan membawa senjata tajam (Sajam) diringkus Opsnal Unit Pidum dan Tekab 134 Sat Reskrim Polrestabes Palembang, Senin (25/7) sekira pukul 14.00 dilokasi berbeda di rumah dan tempat parkir. BerandaKlinikPidanaJerat Pasal Membawa ...PidanaJerat Pasal Membawa ...PidanaRabu, 21 September 2022Apakah seseorang membawa senjata tajam celurit dalam perjalanan di malam hari dapat dikenakan tindak pidana? Sedangkan, senjata tajam itu ada di dalam tas. Saya mohon penjelasannya tentang pasal membawa senjata tajam. Terima di Indonesia mengatur jerat pasal membawa senjata tajam “sajam” dalam Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951. Pasal tersebut menerangkan perbuatan seperti apa yang dapat dijerat khususnya terkait dengan senjata pemukul, senjata penikam atau senjata penusuk. Bagaimana penerapan hukuman membawa sajam? Penjelasan lebih lanjut dapat Anda baca ulasan di bawah ini. Artikel di bawah ini adalah pemutakhiran dari artikel dengan judul Hukumnya Membawa Senjata Tajam untuk Berjaga-jaga yang dibuat oleh Kartika Febryanti, dan pertama kali dipublikasikan pada Sabtu, 10 September informasi hukum yang ada di Klinik disiapkan semata – mata untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum lihat Pernyataan Penyangkalan selengkapnya. Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Pasal Membawa Senjata TajamDalam KBBI, senjata tajam “sajam” diartikan sebagai senjata yang tajam seperti pisau, pedang, golok. Sedangkan celurit yang Anda sebutkan diartikan sabit, senjata tradisional khas Madura yang bentuknya melengkung seperti sabit, biasa digunakan untuk bertarung atau mempertahankan demikian, membawa sajam kena Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 yang berbunyi1 Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperolehnya, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata penikam, atau senjata penusuk slag-, steek-, of stootwapen, dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun.2 Dalam pengertian senjata pemukul, senjata penikam atau senjata penusuk dalam pasal ini, tidak termasuk barang-barang yang nyata-nyata dimaksudkan untuk dipergunakan guna pertanian, atau untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga atau untuk kepentingan melakukan dengan syah pekerjaan atau yang nyata-nyata mempunyai tujuan sebagai barang pusaka atau barang kuno atau barang ajaib merkwaardigheid.Jadi, berdasarkan ketentuan di atas, membawa sajam seperti celurit adalah melanggar Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 atas dugaan membawa senjata penikam, atau senjata tahun hukuman membawa sajam? Sebagaimana disebutkan dalam pasal di atas, pelaku dapat dipidana penjara paling lama 10 tahun. Adapun perbuatan tersebut adalah kejahatan.[1]Disarikan dari Hukum Membawa Senjata Tajam untuk Jaga Diri, ada beberapa peraturan pelarangan penggunaan sajam antara lain hal. 1-2Pembawa senjata tajam yang bermaksud untuk melakukan pengancaman terhadap orang lain. Pengancaman ini dapat dilatarbelakangi oleh beragam motif seperti perampokan atau senjata tajam sebagai alibi melindungi diri sendiri. Hal ini menjadi dasar hukum membawa senjata tajam untuk perlindungan diri tidak diterapkan di senjata tajam untuk mempengaruhi seseorang melakukan tindak penganiayaan terhadap orang walaupun seseorang membawa sajam untuk melindungi diri atau pertahanan diri, hal ini tetap tidak diperbolehkan. Dengan demikian, masyarakat tidak dapat membawa sajam saat berpergian meskipun dengan alasan menjaga diri hal. 2.Contoh PutusanSetelah memahami apa hukuman membawa sajam, guna memperjelas pemahaman Anda, berikut ini kami berikan satu contoh putusan terkait pasal membawa senjata tajam, Putusan PN Tangerang No. 1891/ dari terdakwa yang membawa sebilah golok bergagang kayu warna hitam dan bersarung kayu warna coklat berukuran panjang kurang lebih 45 cm yang disimpan di balik baju bagian depan hal. 4.Terdakwa membawa sebilah golok dengan niat untuk diperlihatkan dan menakut-nakuti seseorang sambil menanyakan dimana rompi milik terdakwa hal. 4. Adapun perbuatan terdakwa yang membawa sebilah golok ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang parkir dan tidak ada izin dari pihak berwajib hal. 5.Lebih lanjut, disebutkan unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 adalah hal. 5Barangsiapa;Tanpa hak menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, atau menyimpan sesuatu;Senjata penikam atau senjata hakim berpendapat bahwa seluruh unsur-unsur Pasal 2 ayat 1 UU Darurat No. 12 Tahun 1951 yang merupakan pasal membawa senjata tajam telah terpenuhi, sehingga terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana membawa senjata tajam tanpa izin. Terdakwa dipidana penjara selama tujuh bulan. Selain itu, sebilah golok tersebut ditetapkan dirampas untuk dimusnahkan hal. 6.Demikian jawaban dari kami tentang pasal membawa senjata tajam, semoga HukumUndang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Mengubah “Ordonnantietijdelijke Bijzondere Strafbepalingen” Stbl. 1948 Nomor 17 dan Undang-Undang Republik Indonesia Dahulu Nomor 8 Tahun 1948. PutusanPutusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 1891/ jW7M.
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/167
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/235
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/385
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/379
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/109
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/249
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/255
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/354
  • sw8i8ukzgf.pages.dev/359
  • pasal pengancaman dengan sajam