Pondok Pesantren yang Menerima Siswa Pindahan – Seringkali dalam dunia pendidikan, kita menjumpai peserta didik yang harus pindah sekolah karena satu dan lain alasan. Jika belum memiliki tujuan kepindahan tempat belajar, maka Pondok Pesantren dapat menjadi Pesantren memang tempat menimba ilmu agama Islam yang kini sudah ada di seluruh wilayah Indonesia. Contohnya saja Pondok Pesantren Haramain Narmada di Lombok Barat. Bahkan ada Pondok Pesantren yang menerima siswa pindahan dari berbagai Pondok Pesantren yang Menerima Siswa Pindahan1. Pondok Pesantren Asy Syarifiy Menerima Santri Pindahan2. Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MataQu Menerima Santri Pindahan3. Pondok Pesantren Terpadu Darul Quran Menerima Santri Pindahan4. Pondok Pesantren Al-Ishlah Menerima Santri Pindahan5. PonPes Al Huda Makassar Menerima Santri Pindahan6. PonPes Darul Falah Subang Menerima Santri PindahanAkhir KataMungkin proses pencarian Pondok Pesantren yang menerima siswa pindahan akan terasa sukar mengingat jumlahnya cukup banyak di Indonesia. Namun tidak perlu khawatir karena kami sudah mengantongi beberapa rekomendasi Pondok Pesantren dapat membantu Anda dalam menemukan Pondok Pesantren yang menerima siswa pindahan, maka akan memberikan rekomendasinya. Jadi silahkan simak semua daftar Pondok Pesantren untuk santri pindahan berikut saatnya mengetahui beberapa Pondok Pesantren pilihan bagi beberapa siswa baik baru/pindahan. Tentunya semua rekomendasi dinilai berdasarkan ulasan serta program bagi seluruh siswa dapat mengetahui apa saja opsinya, berikut daftar beberapa rekomendasi Pondok Pesantren yang menerima siswa Pondok Pesantren Asy Syarifiy Menerima Santri PindahanRekomendasi pertama ada sebuah Pondok Pesantren bernama Asy Syarifiy Lumajang. PonPes tersebut menerima siswa pindahan dalam pembukaan pendaftaran. Apabila ingin mendaftar sebagai siswa pindahan di Pondok Pesantren Asy Syarifiy, maka ada syarat dapat diketahui, berikut beberapa syarat siswa pindahan di PonPes Asy Syarifiy Kesungguhan dalam menuntut IlmuBersedia mentaati peraturan Pondok Pesantren Asy SyarifiyPasrah penuh kepada pihak pondokSudah mendapatkan izin dari pengasuh pondok asal Apabila pindahan dari pondokSudah bersilaturahmi dan meminta doa restu kepada pengasuh pondok asalBersedia lanjut ke jenjang SMK/MAE Asy-Syarifiy untuk Siswa pindahan kelas 8 dan 9 SMP/MTs/SederajatBersedia melakukan pengabdian 1 tahun untuk Siswa pindahan kelas 11 dan 12 SMA/SMK/MA/SederajatTidak bertatoo bersedia hapus Tattoo sebelum masuk pondok dan sudah bersih ketika masuk pondokTidak mewarnai rambutSiswa pindahan bukan/tidak mengulang kelas dibuktikan dengan surat pindah dan rapot terakhirSiswa pindahan wajib mengulang kelas apabila tidak ada surat pindahMengisi formulir pendaftaran dari pihak panitiaSemua syarat tersebut harus dipenuhi apabila ingin mendapatkan izin menimba ilmu di Pondok Pesantren Asy Syarifiy Lumajang. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi kontak di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MataQu Menerima Santri PindahanPondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MataQu adalah rekomendasi berikutnya yang membuka pendaftaran untuk peserta didik pindahan. Dengan program unggulan menghafal Al-Qur’an 30 Juz, maka siswa pindahan dapat mendalami serta syarat untuk daftar Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MataQu sebagai lulusan SD dan di bawah usia 18 tahunSudah bisa membaca Al QuranMemiliki motivasi tinggi menjadi penghafal Al QuranSudah siap untuk mondok minimal 3 tahunBersedia mematuhi peraturan dari pihak pondokMelampirkan surat keterangan berkelakuan baik dari pondok asal/sebelumnya bagi Siswa biaya masuk Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an MataQu ini adalah Rp dan dapat dikonfirmasi kembali melalui kontak Pondok Pesantren Terpadu Darul Quran Menerima Santri PindahanSelanjutnya ada Pondok Pesantren Darul Quran Bogor yang membuka menerima Siswa Baru/Pindahan. Nantinya penerimaan siswa pindahan akan dilakukan sesuai dengan jumlah kuota tersedia dan harus melengkapi syarat syarat untuk daftar Pondok Pesantren Darul Quran sebagai berasal dari Sekolah Diknas Kurikulum Pendidikan NasionalSiswa memiliki NISN Nomor Induk Siswa NasionalSiswa wajib mengikuti seleksi ujian calon santri pindahanSiswa wajib melunasi biaya daftar ulang 2 pekan setelah muncul pengumuman kelulusanAdapun biaya pendaftaran Pondok Pesantren Darul Quran Bogor adalah Rp dan nantiya materi yang diujikan adalah Tes Akademik Matematika, IPA, Bahasa Inggris dan Tes Hafalan Qur’an 1 Juz. Informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran siswa pindahan dapat menghubungi Pondok Pesantren Darul Quran di Pondok Pesantren Al-Ishlah Menerima Santri PindahanSelanjutnya ada sebuah pondok alumni Gontor yang menerima siswa pindahan bernama Al-Ishlah Sendangagung. Pondok Pesantren satu ini menggunakan kurikulum pemerintah serta kurikulm pondok yang mengacu pada sudah menjadi santri, maka Pondok Pesantren Al-Ishlah menerapkan kebijakan biaya bulanan sebesar Rp SMP dan Rp MA. Biaya tersebut sudah termasuk dalam makan, SPP, dan Iuran Pondok siswa PonPes Al Huda Makassar Menerima Santri PindahanSelanjutnya ada Pondok Pesantren dari Makassar bernama Al Huda. Ponpes satu ini juga menerima siswa pindahan dalam pembukaan Penerimaan Santri Baru. Berfokus pada Tahfidz Al-Qur’an, Pondok Pesantren Al Huda Makassar dapat menjadi pilihan membutuhkan informasi seputar pendaftaran Pondok Pesantren Al Huda Makassar, maka dapat menghubungi beberapa nomor kontak di bawah Pindahan Putra 081245135245Siswa Pindahan Putri 0853455084906. PonPes Darul Falah Subang Menerima Santri PindahanPondok Pesantren berikutnya yang menerima peserta didik pindahan adalah Darul Falah Cimanggu, Jawa Barat. Pondok Pesantren satu ini menerima siswa pindahan baik dari jenjang SMP, SMA, hingga 1 tahun pasca pendidikan KataKini semua rekomendasi Pondok Pesantren yang menerima siswa pindahan sudah diketahui. Silahkan hubungi pihak pengelola pondok pesantren untuk mengetahui syarat dan ketentuan serta biaya kepindahan pembahasan mengenai PonPes yang Menerima Siswa Pindahan dari Nantikan informasi menarik lainnya seputar pembahasan Pondok Pesantren dari masing-masing wilayah seluruh penjuru Gambar Admin Sekolah Pesantren
Jakarta - Pesantren menjadi salah satu lembaga yang menjadi pilihan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Berbagai alasan melatarbelakangi mereka menitipkan anak-anaknya ke pesantren, salah satunya karena tak memiliki cukup waktu dalam mendidik anak. "Pertama orang tua tidak punya waktu yang cukup untuk mendidik anaknya secara langsung," kata Nida Istiqomah, pengajar di Pondok Pesantren Al-Shighor, Cirebon, Jawa Barat dikutip dari laman pada Selasa, 26 Juli itu, kata Nida, alasan lain orang tua menitipkan anaknya yang masih kecil adalah karena melihat lingkungan mereka yang kurang baik untuk perkembangan putra putrinya. "Kedua, orang tua khawatir dengan lingkungan sosialnya untuk kebaikan tumbuh kembang si anak," terakhir adalah pendidikan di pesantren diyakini sebagai hal yang baik untuk perkembangan anak, baik secara karakter maupun pemikirannya. "Ketiga, karena meyakini proses belajar di usia SD ada di fase terbaik karenanya harus berada di tempat ideal untuk belajar. Yang ketiga ini menjadi alasan mayoritas orang tua," kata Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah berbasis Pesantren Manbaul Hikmah, Pesantren menyampaikan bahwa pesantren merupakan rumah bagi para santri kecil, sedangkan pengasuhnya merupakan orang tuanya, dan santri-santri lain dalam pesantren adalah saudaranya. "Sebagaimana idealnya rumah, yang pertama perlu dihadirkan adalah kenyamanan melalui fasilitas. Kemudian keceriaan hadir dari interaksi mereka dengan teman santri," pengasuh dari santri, kata Nida, juga memiliki rasio lebih tinggi di pesantren untuk usia sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan agar pengawasan dan pemberian perhatian bisa lebih optimal. Sebab, jumlah pesantren yang menerima santri usia sekolah dasar tidak banyak Nida mengatakan hal ini karena di usia SD santri butuh perhatian khusus dan optimal. Sistem yang paling membedakan adalah konsep pemberian perhatian dan pendampingan belajar. "Di usia SD santri harus terus ditemani pada setiap proses belajar dan aktifitas keseharian. Kemandirian yang menjadi karakter utama pesantren," itu, Nida mengataka sejak lama pesantren sebenarnya sudah menerapkan pendidikan inklusif, setiap perbedaan karakter diterima secara utuh oleh pesantren. Dalam menyikapi perbedaan karakter, pesantren menerapkan pola komunikasi yang intensif dengan orang tua dan anaknya. Hal ini menjadi langkah pertama guna mendidik anak lebih baik."Langkah pertama adalah komunikasi dengan orang tua yang intensif untuk mengenal lebih dalam karakter santri dan mengetahui perkembangannya," katanya. Nida juga menyebut bahwa proses yang juga dilakukan adalah pengkondisian agar para santri juga menerima setiap perbedaan karakter tersebut. "Sehingga dalam proses di pesantren karakter-karakter spesial tadi tidak merasa teralienasi dari kelompok," juga Apa itu Scrolling Text WhatsApp dan Cara MembuatnyaJam19.00 sd 21.00 bimbingan belajar bagi siswa yang tinggal di pesantren dan sekitarnya. SD Islam Cepu menerima calon siswa dari lulusan TK atau telah beusia 6 th serta siswa pindahan dari Sekolah dasar lain. Pondok Pesantren As-Salam Cepu menerima calon siswa/santri yang sedang menempuh pendidikan di lembaga-lembaga yang di kelola DENPASAR, Radar Bali - Memasukkan anak ke pondok pesantren merupakan keputusan yang penting bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan agama yang mendalam kepada anak-anak mereka. Namun, tidak semua anak dengan mudah menerima ide tersebut. Untuk membantu anak-anak mau masuk pondok pesantren dengan sukarela, berikut adalah enam tips efektif yang dapat dipertimbangkan oleh orang tua seperti yang dijelaskan pada situs Beri Penjelasan yang Jelas Jelaskan kepada anak dengan jelas mengapa Anda ingin memasukkan mereka ke pondok pesantren. Ceritakan manfaat dan nilai-nilai positif yang akan didapatkan, seperti pembelajaran agama yang mendalam, pembentukan karakter yang kuat, lingkungan yang kondusif untuk beribadah, dan kesempatan untuk mendapatkan teman seiman. Berikan contoh nyata dari orang-orang sukses yang telah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Kenalkan Pondok Pesantren secara Bertahap Jangan memperkenalkan pondok pesantren secara mendadak. Libatkan anak dalam kunjungan ke pondok pesantren secara bertahap. Ajak mereka mengunjungi pengasuh atau ustadz/ustadzah di pondok pesantren, perkenalkan mereka dengan santri yang sudah tinggal di sana, dan ikutsertakan anak dalam acara-acara atau kegiatan di pondok pesantren. Hal ini akan membantu anak memahami lebih baik tentang pondok pesantren dan mengurangi kecemasan mereka. Libatkan Anak dalam Pengambilan Keputusan Berikan anak kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengarkan pikiran, perasaan, dan kekhawatiran mereka. Diskusikan bersama mengenai keputusan ini, berikan penjelasan, dan buat mereka merasa bahwa pendapat mereka dihargai. Hal ini akan membuat anak merasa memiliki tanggung jawab atas keputusan tersebut dan lebih terbuka untuk mencoba pengalaman baru. Ceritakan Kisah Inspiratif Ceritakan kisah-kisah inspiratif tentang santri yang telah mengenyam pendidikan di pondok pesantren dan berhasil meraih kesuksesan dalam kehidupan mereka. Kisah-kisah ini dapat membantu anak memahami potensi dan peluang yang ada di pondok pesantren. Jelaskan bagaimana pendidikan agama yang mendalam dan pembentukan karakter yang dilakukan di pondok pesantren dapat menjadi bekal yang berharga dalam menghadapi tantangan kehidupan. Temukan Minat Anak Bicarakan dengan anak mengenai minat dan bakat mereka. Jelaskan bagaimana pondok pesantren juga menyediakan kesempatan untuk mengembangkan minat dan bakat non-akademik seperti seni, olahraga, kepemimpinan, atau keterampilan praktis. Tunjukkan bahwa pondok pesantren bukan hanya tentang pendidikan agama, tetapi juga dapat mendukung perkembangan mereka secara holistik. Dukungan dan Persiapan Beri dukungan penuh kepada anak selama proses adaptasi dan penyesuaian di pondok pesantren. Ajak mereka berdiskusi mengenai harapan dan kekhawatiran mereka terkait kehidupan di pondok pesantren. Persiapkan mereka dengan memberikan pengetahuan dasar tentang agama, tata krama pondok pesantren, dan keterampilan yang berguna di lingkungan pondok pesantren. Berikan motivasi dan dorongan agar mereka merasa yakin dan siap menghadapi tantangan baru. Memasukkan anak ke pondok pesantren adalah keputusan yang membutuhkan pertimbangan matang. Dengan menerapkan enam tips efektif ini, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mau masuk pondok pesantren dengan sukarela dan memahami manfaat pendidikan agama yang mendalam yang dapat membentuk mereka menjadi individu yang lebih baik. Penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan, pemahaman, dan motivasi kepada anak-anak mereka selama perjalanan pendidikan di pondok pesantren. arb/han Editor Rosihan Anwar Tags Terkini
KH Mohammad Khotib Bin Abdurrahiem yang dikenal dengan panggilan "Kiyai Anom" di masyarakat sekitar, lahir di desa Poreh pada tahun 1914 M, beliau lahir dari rahim seorang ibu (belum diketahui) istri dari seorang laki-laki dengan nama Abdurrahiem. Di usia kurang lebih 15 tahun, beli a u pun mulai menimba ilmu di pondok pesantren Asta Tinggi Kebunagung Sumenep yang di pimpin oleh KH. Abd
MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,†lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,†lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti MUMBULSARI, – Pandemi yang tak kunjung usai membuat banyak wali murid memilih untuk memindahkan anaknya ke pesantren. Sebab, mereka menginginkan anaknya untuk cepat melakukan pertemuan tatap muka PTM di sekolah. Satuan lembaga yang telah melakukan tatap muka adalah pesantren. Sebelumnya, tren siswa sekolah pindah ke pesantren telah lumrah terjadi di pelosok desa. Di antaranya terjadi di kawasan Ledokombo. Namun, saat ini tren perpindahan siswa juga marak terjadi di kawasan Bangsalsari. Salah satunya terjadi di SMP Negeri 1 Mumbulsari. Salah satunya terjadi pada M Irwan Ramadhani. Siswa kelas VII itu terpaksa harus pindah sekolah atas permintaan ibunya, Diana Holidah. Menurut Holidah, anaknya sering berpergian ke gunung paralayang di Desa Suco, bersama teman-temannya. “Biasanya bonceng bertiga bersama temannya. Pakai sepeda motor balapan juga. Ke gunung paralayang di Desa Suco,” Ungkapnya. Holidah sudah mengirimkan anaknya ke pesantren sejak dua bulan lalu. Namun, baru hari ini dia meminta surat pindah. Hal ini karena dia menganggap sekolah libur selama pandemi. “Padahal secara operasional sekolah tidak libur. Sehingga proses perpindahannya pun baru diurus,†lanjutnya. Terpisah, Kepala Kantor Kementerian Agama Kemenag Jember Muhammad mengungkapkan bahwa siswa atau santri yang menetap di pondok pesantren umumnya telah melakukan vaksinasi yang diselenggarakan oleh satuan yayasan pendidikan. Selain itu, mereka tidak berbaur dengan kalangan luar, kecuali guru. Sehingga aman dalam melakukan PTM. Teknisnya, durasi waktu PTM pun dikurangi. Umumnya, mereka hanya melakukan pembelajaran tatap muka selama empat jam. Wali murid juga sangat dibatasi dalam melakukan kunjungan. Bahkan, beberapa pesantren menerapkan aturan larangan menjenguk santri di pesantren. “Kalau anak-anak pondok bisanya vaksinasi diselenggarakan oleh pesantrennya,” kata Muhammad. Kendati demikian, dia mengimbau untuk tetap waspada dan tetap menjaga prokes. Selain itu, kondisi kesehatan siswa atau santri tetap menjadi hal yang utama dalam segala hal. Reporter Dian Cahyani dan Juma’i Fotografer Juma’i Editor Lintang Anis Bena Kinanti